Lean Six Sigma Yellow Belt: Langkah Pertama dalam Perjalanan Lean Six Sigma

admin | 6 May 2025 • 3 minutes

Pada saat ini sektor industri dan ekonomi di Indonesia sedang mengalami tantangan baik dari faktor eksternal karena kondisi geopolitik maupun faktor internal karena adanya pemerintahan baru. Kondisi demikian membuat Anda sebagai pemilik bisnis atau pekerja berusaha untuk dapat menyiasati ongkos operasional untuk tetap bertahan di pasar. Untuk mencapai tujuan tersebut, adapun langkah yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan efisiensi produk barang atau jasa dan meningkatkan efektivitas proses. Hal ini dapat dicapai dengan metode Lean Six Sigma.


Mengapa Lean Six Sigma Menjadi Penting?

Lean Six Sigma (LSS) adalah metode yang dipergunakan dalam proses produksi dan bisnis baik barang maupun jasa. Adapun metode ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses tersebut melalui identifikasi dan eliminasi  penyebab cacat serta pengurangan variasi (Singh, 2022). Melalui LSS, tantangan di dunia profesional dapat diatasi dengan problem solving dan cross functional teamwork dengan lebih efisien. Selain itu, metode LSS membantu dengan mengeliminasi variabel tidak penting dan memaksimalkan variabel penting dalam proses bisnis.

1.Kombinasi Dua Metode: Lean dan Six Sigma

LSS berasal dari penggabungan Lean Management dan Six Sigma. Lean Management adalah serangkaian praktik manajemen untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dengan mengurangi dan menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah atau dapat disebut juga sebagai pemborosan. Sedangkan, Six Sigma lebih berfokus pada mengurangi variabilitas dalam proses. Dengan demikian, LSS bermakna sebagai sebuah metode problem solving untuk membantu organisasi dalam mencapai misi dan tujuan mereka dan mencapai kepuasan pelanggan.

2. Value, Waste, dan Continuous Improvement

Dalam memaksimalkan efisiensi proses bisnis, memetakan value dan waste merupakan dua hal penting. Mengukur value stream tidak hanya mampu menyoroti langkah-langkah yang memberikan nilai tambah, tetapi juga mengungkap area pemborosan. Selanjutnya, continuous improvement merupakan hal yang juga sama pentingnya. Continuous Improvement sendiri merupakan peningkatan berkelanjutan pada produk, layanan, atau proses melalui peningkatan yang dapat berupa peningkatan “bertahap” dari waktu ke waktu atau peningkatan “terobosan” sekaligus (ASQ, n.d.).

3. Apa itu Sertifikasi Lean Six Sigma Yellow Belt?

​LSS akan meningkatkan kualitas dan memberikan kredibilitas proses bisnis suatu perusahaan. Pada dasarnya, LSS Ini terbagi atas lima level berdasarkan tingkat kompetensinya dari yang terendah hingga tertinggi: White Belt, Yellow Belt, Green Belt, Black Belt, dan Master Black Belt. Bagian ini akan membahas sertifikasi tingkat Yellow Belt yang cocok bagi para pemula yang ingin memulai LSS.

  • Tingkat Dasar untuk Memulai

Yellow Belt adalah sertifikasi tingkat dasar yang dirancang bagi individu yang ingin mengenal LSS dan memahami konsep, proses, serta metodologi dasar yang digunakan dalam proses analisis strategi LSS.

  • Kompetensi yang Diperoleh

Pada tingkat ini, individu akan memahami dan mulai mempelajari proses metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control) dalam berbagai proyek perbaikan sederhana.

  • Relevansi untuk Entry Level dan Middle Management

Level Yellow Belt sangat cocok bagi pekerja pada entry sampai middle management level karena LSS dapat membantu mengatasi permasalahan sederhana yang Anda alami dalam lingkup kerja divisi Anda.

4. Manfaat Lean Six Sigma White Belt dalam Dunia Kerja

Dengan sertifikasi Yellow Belt, Anda dapat memiliki pendekatan yang lebih ilmiah dan data sehingga dapat memberikan insight dari lapangan. Yellow Belt memberikan Anda pengalaman dalam menggunakan beberapa tools seperti sebagai berikut:

  1. 5W1H (What, Why, When, Where, Who, How),
  2. Flowchart / Process Mapping
  3. 5 Whys Analysis
  4. Fishbone Diagram (Cause & Effect), dan lain-lain.

 


FAQ:

  1. Apa itu Lean Six Sigma?

Jawaban:
Lean Six Sigma adalah metode untuk meningkatkan kualitas dengan mengurangi produk atau jasa yang belum memenuhi standar yang ditentukan dan mengurangi dalam proses bisnis tersebut.

  1. Apa perbedaan dari Lean, Six Sigma, dan Lean Six Sigma?

Jawaban:

  • Lean: Menghilangkan pemborosan.
  • Six Sigma: Mengurangi cacat.
  • Lean Six Sigma: Gabungan keduanya untuk proses lebih efisien dan efektif
  1. Apa yang dipelajari di Yellow Belt?

Jawaban:

Dasar Lean Six Sigma dan metode DMAIC untuk proyek perbaikan sederhana.

  1. Apakah Yellow Belt mempelajari statistik?

Jawaban:

Iya, Yellow Belt memberikan pemahaman statistika dasar seperti variasi proses, mean, median, range dan standard deviation.

  1. Bagaimana cara menerapkan Continuous Improvement?

Jawaban:
Melalui metode Kaizen (perbaikan bertahap) dan PDCA Cycle (Plan-Do-Check-Act).

 

Kesimpulan :

Lean Six Sigma adalah pendekatan yang menggabungkan kekuatan dua metode Lean yang fokus menghilangkan pemborosan, dan Six Sigma yang berupaya mengurangi kesalahan dan variasi dalam proses. Lean Six Sigma mempunyai tujuan untuk dapat kerja jadi lebih efisien, hasil lebih berkualitas, dan pelanggan makin puas. Kalau Anda baru mulai mengenal konsep ini, Yellow Belt adalah langkah awal yang tepat. Di level ini, Anda akan belajar hal-hal dasar seperti:

  • Cara berpikir dan langkah-langkah dalam metodologi DMAIC
  • Alat bantu sederhana seperti 5 Whys, Fishbone Diagram, dan SIPOC
  • Pemahaman statistik dasar dan bagaimana menganalisis masalah

Jika Anda tertarik untuk memahami Yellow Belt lebih dalam, SSCX International sudah berpengalaman dalam memberikan pelatihan dan pendampingan dengan ribuan klien dari berbagai industri, sehingga pembelajaran Yellow Belt Anda bersama kami menjadi pilihan terbaik. Info lebih lanjutnya dapat Anda akses di : “Lean Six Sigma Yellow Belt Certification

 

Salam Improvement,
SSCX International

Next Articles