Mencegah Boros Produksi Melalui Value Stream Mapping

Value Stream Mapping (VSM) atau pemetaan aliran nilai adalah alat dalam Lean Six Sigma (LSS) untuk memetakan seluruh operasional perusahaan yang memiliki efek nilai guna atau nilai tambah untuk konsumen. LSS menyebutnya Value Added dan Non Value Added. Setelah dipetakan, perusahaan dapat meninjau dan memaksimalkan alokasi sumber daya, tenggat waktu dan membuat rencana strategis. Praktek VSM digunakan oleh toyota pada tahun 1950-an. Kala itu, perusahaan mengevaluasi setiap kesalahan “kecil” dan mencegah berkembang menjadi masalah besar yang dapat mengganggu rantai produksi. Hal ini membuat produksi Toyota lebih efektif dengan menghilangkan pemborosan sambil mempertahankan proses produksi.
Implementasi Value Stream Mapping
Seperti yang dijelaskan di atas, VSM adalah teknik yang memvisualisasikan semua aktivitas perusahaan untuk memberikan nilai tambah kepada konsumen. Pemetaan biasanya dilakukan dalam dua tahapan. Pertama adalah peta kondisi saat ini atau Current State Map. Hal ini meliputi analisis, mencatat, melakukan visualisasi, dan meninjau letak kekurangan di setiap operasional perusahaan. Dengan melihat gambaran keseluruhannya, perusahaan bisa memulai area target perbaikan.
Tahap kedua adalah peta kondisi mendatang atau Future State Map. Setelah meninjau di tahap pertama selesai, maka tahap ini adalah menindaklanjuti. Peta tahap dua menggambarkan kondisi ideal dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan (waste) yang teridentifikasi.
Peran Value Stream Mapping dalam proses produksi
Berbagai pandangan di atas memungkinkan perusahaan untuk melihat dan menganalisis aliran nilai dari perspektif yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menilai kondisi, mengidentifikasi area perbaikan, sehingga menciptakan alur kerja yang lebih efisien, responsif, dan memberikan nilai yang lebih baik kepada konsumen.
Pada dasarnya VSM adalah peta untuk memantau area yang tidak menguntungkan dan mencegah pemborosan (waste). Maksudnya pemborosan adalah segala sesuatu dalam proses proses yang tidak ingin dibayar konsumen. Artinya konsumen tidak peduli cara perusahaan, yang terpenting produk atau layanannya harus sesuai keinginan mereka. Itulah kenapa perusahaan harus seefisien mungkin. Pada LSS setidaknya ada sembilan kategori pemborosan (waste)
- Overproduction (Produksi berlebih)
- Excess inventory (Persediaan berlebih)
- Defects (cacat)
- Extra processing (Pengulangan proses)
- Waiting (Menunggu)
- Motion (Gerakan)
- Transportation (Transportasi/mobilisasi )
- Underutilized people (Pekerja tidak kompeten)
Pemanfaatan value stream mapping di sektor manufaktur
Contoh pemanfaatan VSM adalah dengan manufaktur seluler. Seluler yang dimaksud bukanlah handphone. Namun, cara kerja perusahaan yang membentuk kelompok kerja kecil seperti “Sel.” Karena pabrik biasanya menggunakan sistem estafet, seperti bagian pemotongan bahan baku, lalu dikirim pada bagian perakitan untuk dibentuk, hingga yang terakhir bagian pengemasan. Proses ini seperti estafet yang panjang. Barang harus berpindah antar tempat, dan dikerjakan oleh orang yang berbeda-beda. Nah, Manufaktur Seluler mengubah cara ini. Perusahaan akan membagi pekerjaan berdasarkan kelompok produk dan fokus pada pembuatan satu jenis produk atau tahapan proses yang berdekatan.
Dalam implementasi manufaktur sellular pada pabrik handphone contohnya. Proses dimulai ketika perusahaan menerima bahan baku dari supplier. Misalkan bahan baku komponen, layar, chipset, modul kamera dan lainya. Tahap selanjutnya adalah membagi kategori produk ekonomis dan premium serta menempatkan masing tim sesuai konsep “sel”. Dua kategori itu akan dikerjakan di area berbeda namun berdekatan untuk memastikan efisiensi mobilisasi bahan dasar.
Kemudian akan dilakukan pengujian di tempat yang sama, sehingga waktu yang digunakan semakin singkat. Tahap terakhirnya adalah dipindahkan pada tim pengemasan dan finalisasi untuk didistribusikan kepada ritel maupun konsumen. Semua rangkaian itu bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi waktu tunggu atau pemborosan, meningkatkan kualitas produk dan efisiensi material.
Frequently Asked Questions (FAQ)
- Bagaimana VSM membantu mengurangi pemborosan?
VSM mengurangi pemborosan dengan memvisualisasikan alur proses secara menyeluruh, mempermudah identifikasi area inefisiensi seperti penumpukan, penundaan, atau gerakan berlebih, sehingga perusahaan dapat merancang perbaikan yang fokus untuk menghilangkan aktivitas tanpa nilai tambah.
- Mengapa pemetaan aliran nilai penting dalam produksi?
VSM dapat memvisualisasikan keseluruhan proses, sehingga memudahkan identifikasi pemborosan dan inefisiensi. Dengan begitu, perusahaan dapat merancang dan mengimplementasikan perbaikan, efisiensi, mencegah pemborosan dan meningkatkan nilai bagi pelanggan.
- Apa manfaat utama VSM bagi perusahaan?
Manfaat VSM bagi perusahaan adalah meningkatkan efisiensi operasional melalui identifikasi dan mencegah pemborosan. Hal ini berdampak pada pengurangan biaya proses produksi, dan peningkatan kualitas produk atau layanan. Pada akhirnya, VSM membantu perusahaan menjadi lebih kompetitif dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
- Apa saja langkah utama dalam implementasi VSM?
Mulai dari pemetaan kondisi saat ini, identifikasi pemborosan, hingga merancang kondisi ideal. Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana aksi dan melakukan perbaikan berkelanjutan.
- Dalam manufaktur handphone, bagaimana VSM membantu menentukan penempatan efisien sel produksi dan mengatasi perbedaan kapasitas antar sel ?
Jika ada perbedaan kapasitas antar sel, VSM akan menyoroti hambatan yang muncul. Ini memicu tim untuk menerapkan solusi seperti penyeimbangan beban kerja atau pelatihan lintas fungsi karyawan, guna menjaga aliran produksi tetap seimbang dan efisien.
Value Stream Mapping (VSM) adalah alat fundamental dalam Lean Six Sigma (LSS) yang memungkinkan perusahaan secara sistematis mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam seluruh aliran operasional. Melalui proses pemetaan dua tahap Current State Map untuk analisis kondisi saat ini dan Future State Map untuk merancang aliran ideal tanpa pemborosan. Tujuan VSM adalah memaksimalkan aktivitas bernilai tambah dan mengoptimalkan alokasi sumber daya. Dengan menerapkan VSM melalui adaptasi manufaktur sellular pada pabrik handphone, di mana tim bekerja dalam "sel" untuk produk ekonomis atau premium, perusahaan dapat secara efektif menghilangkan pemborosan seperti waktu tunggu dan perpindahan, yang berujung pada peningkatan produktivitas, kualitas produk, dan efisiensi material.