Transformasi Perusahaan Melalui Change Management

Apakah Anda tau, perusahaan seperti Netflix dan perusahaan besar lainya mengalami perjalanan bisnis yang panjang sebelum menjadi terkenal seperti sekarang. Namun topik kali ini bukan membahas tentang keberhasilan Netflix, tapi pendekatan manajemen bernama change manajemen sebagai salah satu cara perusahaan dapat beradaptasi dan bertransformasi dan contoh yang akan digunakan adalah Netflix. Change management adalah pendekatan dalam manajemen untuk mengelola perubahan dalam perusahaan maupun organisasi. Transformasi yang dimaksud merujuk pada budaya kerja, struktur, proses operasional, hingga peran karyawan. Fungsinya jelas, untuk memastikan kelangsungan dan keberhasilan bisnis.
Tujuan metode ini adalah membantu perusahaan untuk menerima dan mengadopsi cara atau pendekatan baru termasuk teknologi untuk melayani konsumen. Netflix merupakan contoh nyata perusahaan yang berhasil menerapkan change management, dari penyedia layanan penyewaan DVD, Netflix bertransformasi menjadi pemimpin global dalam industri layanan streaming digital. Perjalanan perubahan ini tidak hanya menyangkut teknologi, tetapi juga melibatkan perubahan model bisnis, pola kerja internal, serta pendekatan terhadap konsumen.
Jenis Change Management
Sebelum kita membahas contoh implementasinya, alangkah baiknya mengetahui dasar dasar dari change management terlebih dahulu. Ini penting, karena untuk anda memahami secara umum, korelasi antara change management dan contoh praktek yang diterapkan di perusahaan. Berdasarkan cakupan dan intensitas perubahan, change management dibagi menjadi dua jenis utama. Kedua jenis perubahan ini memerlukan strategi dan pendekatan yang berbeda dalam implementasinya, meskipun prinsip-prinsip dasarnya tetap sama.
- Perubahan Bertahap (Incremental Change)
Perubahan bertahap adalah transformasi yang terjadi secara bertahap. Jenis ini melibatkan penyesuaian kecil namun konsisten pada produk, layanan, proses operasional, atau strategi bisnis sesuai kebutuhan pasar. Karakteristiknya adalah dampak yang relatif terbatas pada struktur organisasi, tidak mengganggu operasional secara signifikan, dan membutuhkan adaptasi yang lebih mudah dari karyawan. Contohnya seperti perbaikan proses produksi atau pengembangan fitur produk baru. Keuntungan perubahan bertahap adalah risiko yang rendah, minim resistensi karyawan, dan biaya yang cenderung murah.
- Perubahan Transformasional (Transformational Change)
Perubahan transformasional adalah revolusi yang mengubah fundamental perusahaan, biasanya terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Jenis perubahan ini menyentuh inti organisasi seperti misi, visi, nilai-nilai, struktur organisasi, atau model bisnis secara keseluruhan. Karakteristiknya yakni dampaknya yang luas, membutuhkan komitmen penuh, dan biasanya dipicu oleh krisis atau peluang baru. Contohnya seperti merger dan akuisisi, digitalisasi menyeluruh dan perubahan model bisnis. Perubahan transformasional membutuhkan pendekatan change management yang lebih intensif, mengingat tingkat kompleksitas dan resistensi yang tinggi. Namun jika berhasil, perubahan ini dapat memberikan daya saing tinggi oleh perusahaan untuk pertumbuhan jangka panjang.
Instrumen Change Management
Metode ini menerapkan tiga hal (plan-do-sustain) hingga menjadi suatu siklus. Hal itu bertujuan agar semua karyawan terbiasa dengan pola pikir dan kerangka kerja yang terstruktur, adaptif dan konsisten. Penjelasan tiga hal itu sebagai berikut ;
- Plan - Tahap pertama adalah mengidentifikasi target perubahan. Dalam prakteknya, perusahaan harus mempertimbangkan potensi penurunan kinerja saat masa transisi, pendapatan yang berkurang hingga permasalahan operasional.Biasanya melibatkan pimpinan senior, tim perubahan (change team), divisi strategis, hingga unit HR.
- Do - Tahap kedua adalah implementasi dan mendukung transformasi. Ini dapat dimulai dengan membangun budaya kerja yang terbuka pada hal baru dan sikap profesional tanpa dibatasi oleh jabatan. Sikap tersebut dapat tercermin melalui cara komunikasi yang baik antara eksekutif kepada staff. Pasalnya, komunikasi yang kurang lancar menyebabkan kesalahpahaman yang akhirnya menghambat proses implementasi. Untuk mencapai hubungan yang harmonis tersebut, perusahaan dapat memberikan sistem reward sebagai stimulus dan motivasi kepada seluruh karyawan dengan syarat tertentu. Ini juga mencakup pelatihan, komunikasi internal, uji coba, dan adaptasi operasional. Tahap ini biasanya akan terdiri dari tim teknis dan operasional. Terkait waktu yang digunakan cukup relatif tergantung skala perubahan: bisa dari beberapa bulan (untuk perubahan kecil) hingga bertahun-tahun (untuk transformasi digital penuh seperti di Netflix).
- Sustain- Ini merupakan tahap evaluasi dengan cara memantau progress target dan metrik lain yang ditetapkan. Namun, evaluasi bukanlah tahap akhir, melainkan hanya tahap berikutnya. Pada tahap ini, secara umum melibatkan manajer unit, HR, analis data, dan manajemen tingkat atas untuk memantau hasil dan menjaga konsistensi implementasi. Aktivitas utama termasuk pelatihan lanjutan, evaluasi berkala, serta feedback. Keberhasilan tahap ini ditandai ketika sistem baru tidak hanya diterapkan, tetapi diterima secara luas, dijalankan secara konsisten, dan mampu berkembang adaptif terhadap perubahan eksternal berikutnya. Perlu diingat bahkan setiap tahapan harus saling berkesinambungan dan menciptakan suatu siklus yang berjalan terus menerus. Dengan begitu, perusahaan dapat terus memperbaiki kekurangan secara berkala dan mencapai untuk perbaikan berkelanjutan atau continuous improvement.
Contoh Implementasi Change Management: Netflix
Setelah membaca bagian jenis instrumen dari change manajemen, berikutnya adalah melihat bagaimana Netflix menjadi salah satu perusahaan besar digital pada segmen video streaming. Melihat sedikit sejarahnya, awalnya Netflix hanya perusahaan biasa yang menyediakan penyewaan DVD yang berdiri di tahun 1997 dan menerapkan sistem langganan di tahun 1999. Kemudian di tahun 2000 Netflix nyaris dijual ke Blockbuster senilai $50 juta, namun tawaran penjualan itu untungnya gagal. Setelah momen itu mereka justru memperkenalkan sistem rekomendasi film berbasis rating pelanggan, yang merupakan tanda awal perubahan orientasi strategi bisnis mereka. Dua tahun kemudian di tahun 2002, Netflix resmi terdaftar di bursa saham dan memiliki sekitar 600 ribu pelanggan. Jumlah ini terus tumbuh, dan pada akhir 2006 telah mencapai lebih dari 6 juta. Berikutnya di tahun 2007, Netflix memperkenalkan strategi baru yakni layanan streaming "Watch Now", yang memungkinkan pelanggan menonton film dan acara televisi langsung melalui komputer. Namun kala itu mereka tetap berhati-hati dan menyatakan bahwa format DVD belum akan ditinggalkan dalam waktu dekat. Mereka percaya, media fisik seperti DVD masih memiliki tempat di pasar, meskipun arah industri perlahan mulai bergeser ke layanan digital. Di saat yang sama mereka mulai menjajaki kolaborasi dengan berbagai produsen perangkat digital seperti Xbox, PlayStation, Apple, dan Smart TV,untuk memperluas kanal distribusi konten mereka.
Tahun 2011 terdapat momen kontroversial dalam sejarah Netflix, ini ketika perusahaan memisahkan layanan DVD dan streaming menjadi dua produk terpisah, dengan biaya mulai dari $7,99 per paket atau $15,98 untuk sepasang paket. Dari keputusan ini, mereka kehilangan 600.00 pelanggan hanya dalam beberapa bulan. Karena respon pasar dan penentangan dari pemegang saham, rencana bernama Qwikster tersebut disesuaikan kembali. Sebenarnya, rencana untuk pemisahan biaya antara DVD dan streaming tetap dilakukan, namun dengan pendekatan yang lebih baik dan memberikan pilihan opsional kepada pelanggan untuk memilih satu atau keduanya tanpa perlu membuat akun terpisah. Dari kegagalan ini, Netflix belajar bahwa kunci keberhasilan perubahan bukan hanya pada visinya, tetapi pada eksekusi, ritme, dan cara berkomunikasi dengan pelanggan. Ini menjadi contoh konkret bagaimana manajemen perubahan harus adaptif dan responsif terhadap reaksi pasar.
Antara 2014 hingga 2016, Netflix mempercepat ekspansi globalnya secara signifikan. Setelah memasuki enam negara Eropa pada 2014 dan memenangkan sejumlah penghargaan bergengsi, mereka melanjutkan ekspansi ke Australia, Selandia Baru, Jepang, serta berbagai negara lain di Eropa. Tahun 2016 menjadi tonggak besar ketika Netflix memperluas jangkauan layanannya ke 130 negara tambahan, menjadikannya tersedia di hampir seluruh dunia. Mereka juga meluncurkan fitur unduhan dan memperluas portofolio konten internasionalnya, memperkuat posisi sebagai pemimpin layanan hiburan digital global. Antara 2017 hingga 2020 memenangkan berbagai penghargaan internasional untuk konten mereka, yang semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri hiburan digital global sembari menghadapi kompetitor baru seperti Disney, Amazon, Apple TV, dan lain-lain. Setelah 25 tahun beroperasi, Netflix akhirnya menghentikan layanan penyewaan DVD secara fisik pada tahun 2023. Penutupan ini dilakukan karena jumlah pelanggan DVD yang terus menurun dan perubahan preferensi konsumen yang kini hampir seluruhnya beralih ke layanan streaming.
Transformasi yang dilakukan Netflix dapat dijelaskan melalui instrumen paling umum dari change management Plan–Do–Sustain. Pada tahap Plan, Netflix mengidentifikasi tantangan eksternal seperti disrupsi digital dan perubahan perilaku konsumen, serta kekuatan internal seperti kesiapan teknologi dan kebutuhan akan model bisnis baru. Mereka merencanakan pergeseran dari penyewaan DVD ke layanan streaming, dengan mempertimbangkan risiko dan menyiapkan strategi bertahap. Tahap Do direpresentasikan saat Netflix mulai menjalankan layanan streaming, melakukan ekspansi global, dan memperkenalkan konten mereka. Meski sempat mengalami kegagalan dalam peluncuran Qwikster, Netflix mampu melakukan penyesuaian dengan pendekatan komunikasi yang lebih baik dan pilihan layanan yang lebih fleksibel. Pada tahap Sustain, Netflix menunjukkan kapabilitas tinggi dalam mempertahankan perubahan melalui pemanfaatan data secara strategis. Mereka membentuk tim khusus yang terdiri dari ratusan analis, insinyur, dan ahli statistik yang bertugas mengumpulkan, mengolah, dan mengkonsolidasikan data dari berbagai sumber. Mulai dari survei daring, aktivitas media sosial, penelitian eksternal, hingga clickstream atau pola klik pengguna di platform mereka. Data ini digunakan tidak hanya untuk memahami preferensi pelanggan, tetapi juga untuk mengarahkan pengembangan produk, strategi konten, dan inovasi layanan secara berkelanjutan. Dengan pendekatan berbasis data ini, Netflix tidak hanya menjaga keberhasilan perubahan yang telah dilakukan, tetapi juga terus menyesuaikan diri terhadap dinamika pasar dan menciptakan siklus perbaikan berkelanjutan.
Perubahan yang dilakukan Netflix pada awalnya bersifat inkremental, terlihat dari inovasi seperti sistem langganan bulanan dan pengembangan algoritma rekomendasi berbasis rating pelanggan. Inisiatif-inisiatif ini merupakan bagian dari penyesuaian bertahap terhadap kebutuhan pasar dan perilaku pengguna. Namun, sejak tahun 2007, saat memperkenalkan layanan streaming "Watch Now", perubahan tersebut mulai berkembang menjadi bentuk yang transformasional. Tahun ini merupakan titik awal transformasional bagi Netflix, bukan karena mereka langsung meninggalkan DVD, melainkan karena dari sinilah arah perubahan fundamental mulai terbentuk. Dalam perspektif change management, transformasi tidak selalu berarti perubahan instan, tetapi sering dimulai dengan visi strategis yang menggeser pola lama menuju sistem baru. Puncaknya adalah pada tahun 2023, ketika Netflix secara resmi menghentikan layanan penyewaan DVD setelah 25 tahun beroperasi
Manfaat Change Management
- Meningkatkan kapasitas untuk perubahan
Perusahaan yang terbiasa menerapkan change management akan memiliki tim yang terlatih pada proses transformasi. Mereka akan lebih responsif dalam berbagai situasi tidak terduga, termasuk juga apa yang harus dilakukannya. Pengalaman ini terakumulasi menjadi keunggulan kompetitif suatu perusahaan dikala kompetitor masih beradaptasi dengan proses internal. Dengan begitu, perusahaan tentu dapat bergerak cepat merespons peluang pasar atau mengadopsi teknologi baru.
- Mengurangi resistensi dan meningkatkan engagement
Metode ini akan mengurangi rasa takut atau khawatir dari karyawan terhadap perubahan pola kerja. Hal ini berpotensi menimbulkan resistensi/penolakan dari karyawan, sehingga proyek perubahan tidak berjalan maksimal. Metode ini menggunakan pendekatan teknis seperti pelatihan kerja dan pendekatan non teknis seperti komunikasi, reward, budaya kerja profesional.
- Meningkatkan Kesuksesan dalam Suatu Proyek
Banyak proyek yang gagal bukan disebabkan strateginya yang salah, tetapi karena sumber daya manusianya tidak dapat mengikuti perubahan. Metode ini menekankan pada mindset, skillset dan support yang dibutuhkan. sehingga tujuan, investasi dan perkembangan perusahaan dapat selaras dengan implementasinya.
FAQ
1. Mengapa Change management itu penting bagi perusahaan?
Change management sangat penting karena membantu perusahaan meningkatkan kapasitas adaptasi terhadap dinamika pasar, mengurangi resistensi dari karyawan terhadap inisiatif baru, dan secara signifikan meningkatkan peluang keberhasilan proyek. Tanpa manajemen perubahan yang efektif, proyek-proyek penting seringkali gagal karena kurangnya adopsi oleh sumber daya manusia.
2. Mengapa change management didefinisikan sebagai metode yang mengubah budaya kerja?
Fokus utama dari Change management adalah memodifikasi cara kerja dan perilaku individu dalam organisasi agar selaras dengan tujuan bisnis yang baru. Perubahan pada struktur, karyawan, dan proses operasional adalah sarana untuk mencapai budaya kerja yang lebih adaptif dan produktif, yang pada akhirnya akan tercermin dalam peningkatan kinerja bisnis.
3. Mengapa komunikasi menjadi hambatan dalam implementasi change management?
Komunikasi yang kurang lancar dapat menjadi hambatan karena menciptakan kesalahpahaman antara eksekutif dan staf. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya dukungan karyawan, resistensi, atau bahkan kegagalan dalam mengadopsi perubahan yang diimplementasikan, karena mereka tidak memahami tujuan, manfaat, atau cara pelaksanaan perubahan tersebut.
4. Kenapa "plan-do-sustain" dapat menjadi continuous improvement atau peningkatan berkelanjutan? Siklus plan-do-sustain mendukung continuous improvement karena tahapan "sustain" tidak dianggap sebagai akhir, melainkan sebagai evaluasi yang menjadi dasar untuk siklus berikutnya. Dengan memantau progres dan metrik secara berkala, perusahaan dapat terus mengidentifikasi kekurangan, membuat penyesuaian, dan memperbaiki proses secara terus-menerus, sehingga menciptakan pola pikir dan kerangka kerja yang adaptif dan konsisten.
5. Mengapa change management tidak hanya berfokus pada strategi teknis saja? Change management menekankan "mindset, skillset, dan support" karena banyak proyek gagal bukan karena strategi yang salah, melainkan karena berbagai faktor saling berkaitan. Bahkan Netflix pun sempat mengalami kegagalan dan kehilangan 600.000 pengguna dalam beberapa bulan. Ini disebabkan karena bahwa kunci keberhasilan perubahan bukan hanya pada visinya, tetapi pada cara eksekusinya, dan cara berkomunikasi dengan pelanggan. Ini menjadi contoh konkret bagaimana manajemen perubahan harus adaptif dan responsif terhadap reaksi pasar
Change management adalah sebuah kerangka kerja yang dirancang untuk memfasilitasi transformasi perusahaan, baik secara bertahap maupun transformasi skala besar. Metode ini berfokus pada penyesuaian budaya kerja, struktur, dan proses operasional. Hal tersebut akan mendorong seluruh karyawan untuk beradaptasi dan berpartisipasi aktif dalam proses perubahan, memastikan mereka dapat beradaptasi dan menyesuaikan teknologi atau cara kerja baru. Prosesnya terbagi menjadi tiga tahapan yakni (plan-do-sustain). Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kapasitas perusahaan dalam beradaptasi dengan dinamika pasar, meminimalkan resistensi karyawan terhadap perubahan, dan secara signifikan meningkatkan tingkat keberhasilan setiap proyek.
Read more Insights



